PENA24JAM.COM, SIMALUNGUN – Onderdil (spare part) bekas alat berat jenis escavator milik Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Simalungun diduga dilego sekitar dua tahun lalu.
“Pernah dilego rantai roda escavator yang bekas punya Dinas PU dilego,” ungkap sumber ketika ditemui di sebuah warung, seputaran Kecamatan Siantar, Kabupaten Simalungun, Sumut, Rabu (15/3/2023) sekitar jam 14.30 WIB.
Rantai bekas escavator diduga dilego antara tahun 2020 dan 2021. Ketika penyimpanan alat berat masih di Posko Covid-19 Jalan Asahan KM 6, Nagori Lestari Indah, Kecamatan Siantar.
“Waktu suasana covid dulu-lah. Okto Manik masih kabidnya. Kalau sekarang sudah dipindahkan semuanya. Jadi sudah banyak sebenarnya dulu berhilangan spare part bekas alat berat itu,” jelasnya.
Selain itu, rantai bekas escavator diduga dilego. Tak lama setelah Dinas PUPR Simalungun menggantinya dengan rantai baru. “Diganti sebelah kanan atau kiri gitu. Karena rantai yang lama itu lepas-lepas ketika dipakai kerja di lapangan. Typenya Pc 200,” terangnya.
Mantan Kepala Bidang Pengelolaan Alat Berat Dinas PUPR Simalungun, Okto Manik ketika dikonfirmasi melalui seluler, Rabu (15/3/2023) sekitar jam 16.00 WIB mengaku, aha pala siangkaton mu i (Untuk apalah kau angkat itu).
“Dang hu botoh piga ton i bah anggo borat na (Tidak tau berapa ton itu bah kalau beratnya),” ucapnya sembari mengatakan tidak ingat lagi tahun berapa kala itu.
Okto menyampaikan, holan na konfirmasi-konfirmasi do lakkam (hanya konfirmasi-konfirmasinya kerja mu). “Unang jo baeni songoni. Paturut jo tenang au. Sude aha on mu (Jamgan dulu buat seperti itu. Biarkan dulu aku tenang. Semuanya kau apakan),” katanya.
Okto kembali bilang, baen jo tenang au. Saitor lutu do ho (buat dulu tenang aku. Langsung recoknya kau). “Ima, patenang jo disi (Itulah, tenangkan dulu di situ),” pintanya.
Sebelumnya, Okto menjelaskan, rantai itu bukan dijual. Melainkan hilang sedikit-sedikit. “Dibukai sada-sada (Dibukai satu-satu),” jelasnya seraya mengaku tak tau siapa yang membukai.
Dipaparkannya, boi nidok pada masa i. Hira-hira per dua minggu mago dua (bisa dikatakan pada saat itu. Kira-kira per dua minggu hilang dua). “Bosi-bosi tua i godang disi (Besi-besi tua itu banyak di situ),” papar Okto. (di)
Discussion about this post