PENA24JAM, SIMALUNGUN – Selain menyebut di kepemimpinan pak Radiapoh semua anggar hebat dan orang luar bisa mengintervensi, saat Rapat Dengar Pendapat (RDP) di Komisi IV DPRD Simalungun, Sumut, Rabu (25/5/2022) sekitar jam 11.30 WIB.
Andre Andika Sinaga juga mengungkapkan adanya buku latihan menulis huruf tegak bersambung untuk kelas 1, 2, 3 dan 4 bersampul warna kuning dipasok ke sekolah-sekolah.
“Ini untuk kelas 1. Okelah dulu, masih bisalah. Kelas 2,” ungkap Sekretaris Komisi IV DPRD Simalungun tersebut sembari bertanya, kelas 3 dan 4 apakah masih belajar menulis?
Andre menyampaikan, tidak tau juga, apakah karena Covid sehingga murid kelas 3 dan 4 belajar di rumah atau bagaimana. “Tapi menurut saya, seperti kurang pas,” jelasnya.
Menurut Andre, yang dipelajarinya tentang anak, belajar menulis itu sudah jauh di bawah ini (kelas 3 dan 4), bukan belajar menulis lagi. “Tapi, kalau tidak bisa membaca, bisa jadi. Kira-kira seperti itu yang ingin saya pertanyakan kepada pak Kabid SD,” kata Andre.
Andre mengatakan, sependengarannya, buku latihan menulis huruf tegak bersambung tersebut belum tersebar semua “Kalau memang tidak penting, jangan sebar-sebar, jangan dibagi-bagi,” katanya sembari bertanya, ini dari mana?
Andre bilang, terkait buku disampaikan pada RDP tersebut agar jangan sampai ribut nanti di lapangan. “Makanya saya sengaja saya sampaikan di sini,” ujarnya.
Kemudian, Andre juga perlihatkan kemeja batik murid SMP Negeri seharga Rp120 ribu yang bermasalah dan tak sesuai ornamen Simalungun serta sedang dibidik penyidik Seksi Intelijen Kejari Simalungun.
“Ini juga sudah ribut orang tua. Jangan sampai terjadi lagi seperti ini tadi. Seperti kainlap pun saya lihat ini,” tegas Andre sembari perlihatkan kemeja batik murid SMP Negeri kepada Kepala Dinas Pendidikan Simalungun, Zocson Midian Silalahi didampingi Sekretaris, Parsaulian bersama Kepala Bidang SMP, Lusman Sinaga dan Kepala Bidang SD, Syahmantuah Sidabalok.
Sementara, Kepala Bidang Pembinaan SD, Syahmantuah Sidabalok mengaku pembelian buku latihan menulis huruf tegak bersambung dari dana BOS (Bantuan Operasional Sekolah). “Dana BOS,” ucapnya singkat menjawab pertanyaan, Andre Andika Sinaga.
Sedangkan, Wakil Ketua Komisi IV, Juarsa Siagian mengungkapkan, bahwa kepala sekolah tidak berani menolak buku ini semua. “Kasihan saya melihat kepala sekolah itu semua. Buku tiba-tiba datang ke sekolah. Gak tau bukunya dari mana masuk,” ungkap Juarsa.
Juarsa menjelaskan, pengakuan kepala sekolah jika tidak mau menerima, dipindahkan. “Kalau mau menerima, dipindahkan kami pak katanya,” jelas Juarsa seraya menirukan pengakuan para kepala sekolah.
Juarsa mempertanyakan, apa seperti itu sekarang kondisi pendidikan di Simalungun?” tanya Juarsa sembari menambahkan, khususnya di dapil 5. (rd)
Discussion about this post