PENA24JAM.COM, PEMATANGSIANTAR – Berbagai kegiatan selalu ditampilkan untuk mendukung pengembangan kebudayan Simalungun. Salah satunya, saat menyambut Konsul Jenderal dan Konsul Kehormatan dari 8 negara sahabat, ditampilkan tarian mangalo-alo dari Sanggar Budaya Rayantara. Begitu juga festival temu tengah yang juga menampilkan para seniman budaya Simalungun.
Atas kepedulian, dr Susanti Dewayani dalam melestarikan budaya Simalungun. Mendapat apresiasi dari Ketua DPP HIMAPSI, Dian G Purba Tambak SE MSi dan meminta, dr Susanti untuk tetap mempertahankan konsistensi dalam melestarikan budaya Simalungun.
Ketua DPP HIMAPSI yang juga berprofesi sebagai dosen di Universitas Simalungun (USI) sangat mengapresiasi pembangunan patung Raja Sang Naualuh Damanik yang segera terealisasi.
“Patung Raja Sang Naualuh Damanik harus terbangun di tahun. Jika itu terjadi, ini merupakan prestasi yang luar biasa dari Ibu Wali Kota, karena pembangunan itu sudah tertinggal belasan tahun,” ucap Dian G Purba yang berprofesi sebagai dosen di Universitas Simalungun (USI) tersebut.
Dian berharap, ke depannya Himapsi dapat disertakan dalam program pengembangan budaya Simalungun di Kota Pematangsiantar.
Ia juga mengajak dr Susanti untuk menggelar kegiatan budaya Simalungun mulai tingkat kelurahan hingga kecamatan. Seperti Pesta Rondang Bintang maupun sejenisnya.
“Wali kota juga harus memberdayakan SDM suku Simalungun yang berpotensi, yang mampu membantu Ibu Wali Kota di pemerintahan kota Pematangsiantar,” ucapnya.
Sementara, dr Susanti mengatakan, kurikulum budaya Simalungun terus diterapkan di sekolah-sekolah. Begitu juga semboyan Kota Pematangsiantar, yakni Sapangambei Manoktok Hitei akan dicantumkan dalam logo Kota Pematangsiantar.
“Selain itu, mars Kota Pematangsiantar akan segera diperdakan oleh DPRD Kota Pematangsiantar,” kata dr Susanti.
Sambungnya, berbagai kegiatan lainnya juga akan terus dilakukan demi mengembangkan kelestarian budaya Simalungun. Termasuk berdirinya patung Raja Sang Naualuh Damanik.
“Pemerintah Kota (Pemko) Pematangsiantar tetap konsisten dalam pelestarian budaya Simalungun di Kota Pematangsiantar. Berbagai program terus dilakukan untuk mendukung pengembangan budaya Simalungun,” katanya.
#FESTIVAL SENI BUDAYA TEMU TENGAH TAMPILKAN BUDAYA SIMALUNGUN
Diawali penampilan tarian Simalungun, Pemerintah Kota (Pemko) Pematangsiantar melalui Dinas Pariwisata menggelar Festival Seni Budaya Temu Tengah Kota Pematangsiantar setiap minggu. Soft opening Festival Seni Budaya Temu Tengah Kota Pematangsiantar berlangsung di halaman depan Kantor Dinas Arsip dan Perpustakaan, Jalan Merdeka, Pematangsiantar, Sabtu (22/6/2024) malam.
Kegiatan ini dihadiri Wali Kota Pematangsiantar dr Susanti Dewayani SpA bersama Ketua Dekranasda H Kusma Erizal Ginting SH, Sekda Junaedi Antonius Sitanggang SSTP MSi, serta perwakilan Forkopimda dengan melakukan pemukulan gondang secara bersamaan
dr Susanti menyampaikan rasa bangga melihat antusias para seniman dan seniwati yang ada di Kota Pematangsiantar dalam meramaikan acara Soft Opening Festival Seni Budaya Temu Tengah Kota Pematangsiantar.
dr Susanti mengaku bangga dan terharu melihat antusias para seniman dan seniwati yang ada di Kota Pematangsiantar. Ia menyampaikan, Temu Tengah adalah salah satu titik tengah antara Jalan WR Supratman dengan Jalan Merdeka, namun juga memiliki arti tempat pertemuan para seniman di Kota Pematangsiantar, untuk mengapresiasi serta menunjukkan kebolehannya menampilkan kreativitas seni dan budaya.
Sambung dr Susanti, Soft Opening Festival Seni Budaya Temu Tengah merupakan langkah awal dan akan menjadi agenda rutin Pemko Pematangsiantar melalui Dinas Pariwisata.
“Festival Seni Budaya Temu Tengah ini akan menjadi tempat, ajang, dan wadah kreativitas dan bakat-bakat terpendam para seniman,” ujarnya.
“Untuk itu, saya mengapresiasi kerja keras mereka dalam mempersiapkan penampilan yang menarik dan menghibur kita semua. Mari kita berikan dukungan dan apresiasi yang setinggi-tingginya untuk semangat mereka. Kegiatan seperti ini banyak sekali manfaatnya untuk para generasi muda dalam menghindari kenakalan remaja, yang kemudian saling memberikan semangat, saling memotivasi, kemudian saling sharing bagi para seniman,” sambungnya.
dr Susanti menambahkan, Festival Seni Budaya Temu Tengah akan menjadi agenda rutin setiap minggunya dari Pemko Pematangsiantar melalui Dinas Pariwisata.
“Untuk itu terima kasih sekali lagi kami ucapkan atas kerjasamanya, dan juga terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung kegiatan ini. Semoga kegiatan ini akan terus berkelanjutan, yang tentunya akan semakin baik lagi kita kemas kegiatan seni dan budaya ini,” ucap dr Susanti.
Kepala Dinas Pariwisata Kota Pematangsiantar M Hamam Soleh AP menyampaikan, Kota Pematangsiantar harus menjadi Kota Destinasi.
Menurutnya, Festival Seni Budaya Temu Tengah ini terinspirasi dari beberapa kota yang sudah menggelar kegiatan seperti ini. Misalnya, di Yogyakarta ada pendopo lawas yang memberikan wahana kepada masyarakat dan seniman untuk berkreasi.
“Inilah yang baru kami mampu berikan, dengan swadaya dan kerjasama semua pihak. Maka dari itu saya mengucapkan terima kasih kepada teman-teman, baik jajaran Dinas Pariwisata dan kepada para seniman yang turut ambil bagian dalam memeriahkan kegiatan ini,” ucapnya.
Hamam menjelaskan, kegiatan ini memiliki tiga sasaran. Pertama, menjadi wadah bagi komunitas generasi muda dan anak-anak seniman di Kota Pematangsiantar, baik tarian, penyanyi, band, dan puisi.
Kedua, dengan kegiatan ini para pedagang bisa berkolaborasi dan bisa juga mengembangkan usahanya.
“Terakhir, sasaran kita agar masyarakat punya tempat untuk hiburan yang murah meriah. Semoga ini bisa kami melaksanakan dengan sebaik-baiknya,” katanya.
Hamam juga berharap tempat ini bisa menjadi milik bersama. Sehingga ketika ada pengunjung ke Kota Pematangsiantar, bisa menikmati talenta anak-anak muda Pematangsiantar yang tidak kalah kreatif dan tidak kalah intelektualnya.
“Mungkin dengan wadah seperti ini dan wadah-wadah lainnya, kita bisa meminimalisir kenakalan anak-anak remaja Kota Pematangsiantar,” ujarnya.
Dalam soft opening festival seni budaya temu tengah, sebanyak tiga tim yang tampil yakni Sanggar Tari SMP Negeri 4, Vemoz Band, dan Jabu Habinsaran.
Penampilan Gual Panrahot dan Dihar dari Jabu Habinsaran membuat penonton terpukau dan memberikan tepuk tangan cukup meriah.
Hera br Napitupulu dari manajemen Jabu Habinsaran mengucapkan terima kasih kepada dr Susanti yang memberikan dukungan penuh terwujudnya acara tersebut.
Ia optimis, melalui Festival Seni Budaya Temu Tengah akan menjadi salah satu pendukung sehingga Destinasi Yes Transit No untuk Kota Pematangsiantar segera terwujud.
“Kita juga berharap kegiatan ini terus dilanjutkan, agar menjadi tempat anak-anak kota Pematangsiantar berkreasi,” ucapnya.
#SANGGAR BUDAYA RAYANTARA
Sanggar Budaya Rayantara dengan Maestro Opung Raminah Garingging juga berterima kasih kepada Wali Kota dr Susanti Dewayani atas kepeduliannya kepada Sanggar ini.
“Ke depan lebih diperhatikan lagi. Sanggar ini masih kekurangan peralatan untuk mengingatkan generasi muda, jangan lupa dengan budayanya sendiri,” ucap Maestro yang baru-baru ini mendapat anugerah kebudayaan dari Kemendikbudristek.
Ditambahkan Pimpinan Sanggar Budaya Rayantara, Sri Sultan Saragih dalam dua tahun terakhir, begitu besar kepedulian Wali Kota dr Susanti Dewayani, SpA terhadap Sanggar Budaya Rayantara. Dimana dibuat event di lapangan parkir pariwisata, sentra tari dan dibawa ke Pekanbaru dalam acara APEKSI.
Selain itu, beberapa kali tampil di event dan penyambutan tamu-tamu kehormatan agar budaya Simalungun tetap eksis.
“Wali kota sebelumnya tidak pernah memperhatikan kami. Baru kali ini ada perhatian luar biasa terhadap Sanggar Budaya Rayantara,” katanya.
Dijelaskan Sultan, saat ini Sanggar Budaya Rayantara telah mendidik 60 orang yang berasal dari segala suku. Kategori anak didik terampil 12 orang, dan terampil memainkan gondrang 3 orang. Sedangkan 6 lainnya masih pembelajar milineal. Adapun 50 orang berasal dari siswa SMA Kartika Pematangsiantar yang dilatih langsung Sanggar Budaya Rayantara.
“Berharap ke depan, lebih banyak sekolah-sekolah open kebudayaan untuk memasukkan belajar tari Simalungun klasik dan tari kreasi menjadi ekstrakurikuler ke anggaran BOS,” kata Sultan seraya berharap adanya bantuan peralatan gondrang sidua-dua untuk inventaris Sanggar Budaya Rayantara. (rel)
Discussion about this post