PENA24JAM.COM, SIMALUNGUN – Setiap bulan, Dinas Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Simalungun cetak Majalah Haroan Bolon sebanyak 800 examplar.
“Pokoknya setiap bulan itu 800 examplar,” kata Bendahara Dinas Kominfo Simalungun, Rosta Sinaga ketika dikonfirmasi melalui seluler, Rabu (17/7/2024) sekitar jam 15.46 WIB.

Pencetakan Majalah Haroan Bolon yang setiap bulan menelan biaya puluhan juta bersumber dari Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) tersebut, sudah berlangsung lama.
“Sudah lamalah. Tahun 2022 dan 2023 iya juga. Untuk tahun ini sudah berjalan selama enam bulan. Langsung ke pengusaha (pembayaran cetak),” jelasnya.
Sejak pencetakan Majalah Haroan Bolon diadakan. Disebut, ada seseorang yang bukan ASN (Aparatur Sipil Negeri) pada Dinas Kominfo Simalungun turut berperan.
“Iya. Kami kan itu sama, Jutamardi. Kayaknya dia yang meliput. Apa dialah itu, Jutamardi. Baru, dicetaklah ke Siantar. Kemudian, dikasilah ke kami. Selanjutnya, kamilah ngasih ke kecamatan dan kemana-mana,” sebutnya.
Dulunya, Majalah Haroan Bolon tersebut dicetak CV Sinarta. “Punya dialah Sinarta. Akupun kurang paham. Tanya sajalah, Jutamardi,” ungkapnya.
Sementara, Jutamardi ketika dikonfirmasi melalui seluler, Rabu (17/7/2024) sekitar jam 16.02 WIB, semula sempat balik bertanya. “Mase au isukkun (Kenapa Aku Ditanya)?” tanya Jutamardi.
Ketika disampaikan bahwa Bendahara Dinas Kominfo Simalungun yang menyebutkan. Jutamardi, akhirnya mengakuinya. “Selama on kan ai do memang (Selama inikan itunya memang),” ucapnya.
Saat ditanya, apakah pencetakan Majalah Haroan Bolon tersebut dilaksanakan secara tender? Jutamardi mengatakan, nilainya pun tidak sampai. “800 (examplar satu kali cetak) di Medan,” katanya.
Ketika disinggung pengakuan Bendahara Dinas Kominfo Simalungun, Rosta Sinaga menyebut bahwa Majalah Haroan Bolon dicetak di Siantar?
Jawaban, Jutamardi berubah. “Ai mada. Sonari lang hubotoh. Ijai do sonari (Itulah. Sekarang tidak tau. Di sananya mungkin sekarang),” jelasnya.
Kembali ditanya, apakah masih turut mengelola pencetakan Majalah Haroan Bolon? Jutamardi bilang, tidak. “Lang. Ah, baen ma. Biasa do ai (Tidak. Ah, buatlah. Biasanya itu),” bilangnya.
Ditanya lagi, apakah ada mendapat rezeki dari pencetakan Majalah Haroan Bolon? Jutamardi menyampaikan, kita profesionalnya.
“Hita profesional do kawan. Mendistribusihon lang au. Sidea. (Artinya, kalau bekerja ada makannya. Mendistribusikan bukan aku, mereka),” ujarnya.
Terpisah, Kepala Dinas Kominfo Simalungun, Andri Rahadian ketika dikonfirmasi melalui seluler, Rabu (17/7/2024) sekitar jam 17.48 WIB, menjelaskan dilaksanakan secara e-Katalog. “Pake e-Katalog,” jelasnya.
Menurutnya, di e-Katalog itu ada pilihan. Kemudian dipilihlah dan selanjutnya disuratilah bahwa ada pekerjaan. “Cetaknya di Siantar,” katanya.
Saat ditanya harga satuan Majalah Haroan Bolon dan berapa lembar setiap examplarnya? Rahadian menyampaikan, berkisar 40 ribuan. “Kalau gak salah ya. Lupa. Gak hafal aku, gak pegang data,” ujarnya.
Kembali ditanya mengenai artikel yang diisi ke dalam Majalah Haroan Bolon, apakah hanya kegiatan Pemkab Simalungun atau bisa dari luar?
Rahadian menerangkan, itukan flexibel. Dan, bisa saja dari luar. Contoh, ada program dari pusat. Yang pasti, terkait dengan Simalungun.
“Artinya, ketika itu dibuat dan ada majalah, kita punya dokumentasi secara cetak. Di media sosial kita muncul, website, lalu axa videonya di youtube. Nah, untuk cetaknya di Haroan Bolon itu,” terangnya.
Ditanya lagi, siapa yang merangkai artikel pada Majalah Haroan Bolon? Rahadian awalnya mengungkapkan, sebetulnya Kominfo. “Kami kan minta cetak ke Siantar. Contoh, kegiatan-kegjatan pemkab yang sudah ada di medsos,” ujarnya.
Saat dikatakan, jika demikian. Berarti hal itu copy paste karena yang kerap merangkai artikel adalah tim Bupati Simalungun, Radiapoh Hasiholan Sinaga dan dibagikan oleh seorang staf, Geger kepada wartawan via grup.
Rahadian mengiyakan dan itu bentuk dokumentasi kegiatan per bulannya. “‘Contoh, kegiatan di Januari, terbitlah Januari. Kayak kemarin, di situlah judul utamanya,” ucapnya.
Disinggung peran, Jutamardi. Rahadian menyampaikan, paling bantu-bantu. “Bisa jadi dia membantu kami menulis. Contoh, ada berita dari medsos. Kadang beritanya itu juganya. Dia dipekerjakan sama percetakannya,” ujarnya. (di)
Discussion about this post