PENA24JAM.COM, SIMALUNGUN – Oknum guru dan Kepala SMP Negeri 1 Gunung Maligas, Kabupaten Simalungun, Rini Malau diduga alergi wartawan.
Betapa tidak, berulang kali dikonfirmasi terkait PHO (Provisional Hand Over) pembangunan ruang kelas baru bertingkat, Rini Malau bungkam.

Teranyar, Rini Malau dikonfirmasi melalui seluler, Kamis (27/8/2025) sekitar jam 11.30 WIB, tidak ada jawaban dan balasan.
Bahkan, sebelumnya ketika wartawan usai mengabadikan foto ruang kelas bertingkat yang baru dibangun, oknum guru langsung menutup pagar, Jumat (8/8/2025) sekitar jam 10.41 WIB.
“Dari mana? Medan atau Jakarta?” tanya oknum guru perempuan tersebut dengan raut wajah tanpa senyum seraya menutup pagar sekolah.
Seperti diketahui, pembangunan ruang kelas baru bertingkat SMP Negeri 1 Gunung Maligas sedang diusut Kejaksaan Negeri Simalungun.
Sebelumnya, Kepala Dinas Pendidikan Simalungun, Sudiahman mengaku hanya sikit-sikit diselesaikan supaya tidak menjadi masalah,” kata didampingi anak buahnya seraya permisi.
Padahal, Seksi Pidana Khusus (Pidsus) Kejari Simalungun mengusut pembangunan ruang kelas baru bertingkat SMP Negeri 1 Gunung Maligas karena bermasalah yakni, melakukan pembayaran lebih awal meski belum selesai.
Namun, Kepala Dinas Pendidikan Simalungun ini masih saja berdalih soal pembayaran dilakukan karena berkas sudah lengkap. “Setau ku berkasnya sudah lengkap semua,” ucapnya.
Dalih itu disampaikan, Sudiahman ketika doorstop (wawancara mendadak) usai mengikuti rapat di Komisi IV DPRD Simalungun, Senin (25/8/2025).
Selain itu, jumlah rekanan pembangunan ruang kelas baru bertingkat SMP Negeri 1 Gunung Maligas berganti dan menjadi dua yakni, dari Fran Jhansen Sihombing selaku Direktur CV Sere Duma Perkasa kepada BS, dibantah oleh Sudiahman.
“Setau ku, gak ada berganti rekanan bah, setau ku. Sesuai yang dikontrak itu yang kita teken,” ucap Sudiahman yang pada wawancara sebelumnya pernah mengaku sudah capek dan berkeinginan berladang saja.
Bahkan, Sudiahman terkesan mengelak ketika ditanya siapa memerintah dan membayar biaya penyelesaian pengerjaan kepada rekanan kedua, BS.
“Kurasa mereka juga, pemborongnya. Tanyalah mereka,” elak Sudiahman dengan raut wajah seolah bingung dan semula doosrtop mengaku baru satu kali diperiksa penyidik Seksi Pidsus Kejari Simalungun.
Sebelumnya, Fran Jhansen Sihombing selaku Direktur CV Sere Duma Perkasa sekaligus pemenang tender Tahun Anggaran 2024 mengaku, pihaknya yang meminta BS untuk menyelesaikan.
“Oh, itu kemarin kesalahan bahan. Dan, kebetulan lagi berduka waktu itu. Jadi, kita minta tolong supaya abg (B$) yang menyelesaikan,” ucapnya sebelumnya, Jumat (8/8/2025) sekitar jam 11.08 WIB.
Yang diselesaikan BS sebagai rekanan kedua disebut sisa dari pengerjaan berupa pemasangan jendela dan cat berbelang. “Itu saja sih bang,” katanya.
Ketika disinggung mengenai pengecekan yang baru dilakukan awak media ini di SMP Negeri 1 Gunung Maligas bahwa masih ditemukan cat berbelang. Jhansen justru gagap saat menjawab.
“Cat yang belang ya. Sudah, oh iya nanti diapakan,” ujarnya seraya membantah jika Kepala Dinas Pendidikan Simalungun, Sudiahman Saragih yang meminta dan memberikan dana kepada, BS untuk menyelesaikan keterlambatan pembangunan ruang kelas baru dan bertingkat SMP Negeri 1 Gunung Maligas.
Sementara, BS ketika dikonfirmasi via seluler, Rabu (13/8/2025) sekitar jam 12.30 WIB, justru menyebut Kepala Dinas Pendidikan Simalungun, Sudiahman Saragih yang memintanya dan memberikan dana untuk menyelesaikan.
“Sekitar Rp60 juta sekian gitu dikasih dananya. Karena, kadis gak mau nanti jadi bermasalah,” terang BS. (*)
Discussion about this post