PENA24JAM.COM, SIMALUNGUN – Perdebatan antara seorang wartawan dari media cetak dan online lokal, Zulfandi dengan Ajudan Bupati Simalungun, H Anton Achmad Saragih hingga saling tunjuk di depan masyarakat tak hanya menjadi viral di media sosial.
Tapi, juga menjadi pemicu banyaknya konfirmasi kepada Pj Sekretaris Daerah pada Pemerintah Kabupaten Simalungun, Albert Rismawanto Saragih.

“Iya, sudah banyak,” kata Albert yang juga selaku Asisten I ketika dikonfirmasi melalui seluler seraya sedang di jalan menuju pulang usai persiapan Perayaan HUT Kemerdekaan RI ke-80 dan hendak menghadiri renungan suci, Sabtu (16/8/2025) sekitar jam 19.42 WIB.
Kaitannya dengan ajudan, lanjut Albert, menjaga di depan karena sempat terdengar informasi ada seorang tamu membawa massa. “Jadi, seperti biasalah, itu antisipatif saja. Kita tidak ada membela siapa-siapa. Dan, hanya ingin konfirmasi. Kalau betul bawa massa, belum ada terdaftar di undangan,” jelasnya.
Selain itu, turut terungkap, Leo Sidabutar sebagai Ajudan Bupati Simalungun, H Anton Achmad Saragih berasal dari Satuan Intelkam Polres Simalungun.
“BKO, diperbantukan,” kata Kasat Intelkam Polres Simalungun, Iptu Rido Valentino Pakpahan ketika dikonfirmasi melalui seluler, Sabtu (16/8/2025) sekitar jam 18.33 WIB.
Terungkap juga, Leo Sidabutar sebagai Ajudan Bupati Simalungun, Anton Achmad Saragih masih atas Sprint (Surat Perintah) Kapolres Simalungun, bukan dari Kapolda Sumut.
“Masih Sprint pak Kapolres kayaknya itu atas permintaan Bupati. Apakah sudah turun Sprint pak Kapolda, belum tau juga,” jelas mantan Kanit Reskrim Polsek Bangun ini.
Sementara, Leo Sidabutar ketika dikonfirmasi melalui seluler, Sabtu (16/8/2025) sekitar jam 19.19 WIB, menyampaikan, gini bang, dengar dulu bang, jangan nanti melebar.
“Konfirmasi apalagi bang. Abang telepon biasa gini, saya tau tujuannya. Gini, dia plin-plan. Ketika kita tanya, dia ngaku sebagai masyarakat. Ketika kita ngomong sama masyarakat dan misalnya ada bersifat pertanyaan, dia ngaku sebagai wartawan,” jelas Leo.
Pertama, dia tidak mengakui sebagai wartawan. Setelah ditanya, Zulfandi disebut barulah memperlihatkan Kartu Tanda Anggota (KTA). Hingga akhirnya, diketahui sebagai wartawan.
“Karena kemudian ngaku wartawan, lalu kita tanya kartu pengenalnya. Kan, setau kita kalau wartawan, ada bed-nya (pengenal). Wajar kita tanya. Karena dia mau masuk ke dalam,” ujarnya.
Dan, lagi. Itu kondisinya rumah dinas. Dia ingin konfirmasi dengan Bupati. Sementara, ada doorstop. “Nah, apakah rumah dinas termasuk area doorstop. Kan ada hak privasi,” terangnya.
Kemudian, bukan masalah kenapa tidak protokoler yang menemui. Dan, itu rumah dinas. Sedangkan, protokoler menyangkut kedinasan. “Bang, dengar dulu bang. Dia kan mau nanya, dan ngotot masuk ke dalam,” paparnya.
Kemudian, sang ajudan, Leo tak membantah atas pernyataannya saat berdebat dengan seorang wartawan, Zulfandi yang akan menelepon PWI untuk memastikan.
“Karena, pada awalnya dia sempat gak bisa memperlihatkan pengenalnya. Aku nanti bisa menelepon PWI untuk memastikan, apakah benar wartawan. Kan gak salah di situ bang ketika ada orang ingin masuk ke rumah, kita tanya identitas. Beda kayak abang langsung memperkenalkan diri dari pena24jam,” ungkapnya mengulang pernyataannya.
Seperti diketahui, peristiwa perdebatan antara sang ajudan, Leo Sidabutar dengan seorang wartawan tersebut terjadi di depan Rumah Dinas Bupati Simalungun, Kecamatan Raya, Jumat (15/8/2025).
Kasatpol PP Simalungun, Adnadi Girsang yang juga dikonfirmasi via seluler, Sabtu (16/8/2025) sekitar jam 14.04 WIB, membenarkan adanya personil Satpol PP yang bertugas di Rumah Dinas Bupati Simalungun,” Iya. Ada beberapa orang di situ menjaga rumah dinas,” jawabnya.
Ketika ditanya, kenapa bukan personil Satpol PP menemui masyarakat yang ingin bertemu Bupati dan wartawan?
Adnadi bilang, ada personil Satpol PP yang mendampingi dan mengetahui beritanya dari medsos.
“Saya tanya tadi sama anggota, kenapa tidak dilaporkan. Anggota bilang, sebentar sajanya itu pak makanya tidak dilapor,” jelasnya seraya mengaku ingin menghadiri acara penyambutan HUT Kemerdekaan RI yang ke 80 Tahun.
Terpisah, Zulfandi melalui pesan singkat menyampaikan, kronologi kejadian bermula ketika mendapat informasi bahwa warga Nagori Purwodadi datang ke Rumah Dinas Bupati Simalungun untuk mendampingi pangulunya yang diundang Bupati dan Sekda.
“Setelah mewawancarai warga untuk mendapatkan perimbangan berita, saya mencoba mendekat ke pos penjagaan untuk melakukan konfirmasi,” paparnya.
Namun, saat itulah ajudan Bupati bernama Leo justru menghadang saya. Dengan sikap arogan, ia tidak bisa diajak berdialog, bahkan melontarkan pertanyaan yang tidak relevan dengan tugas jurnalistik saya. “Padahal, tujuan saya hanya ingin memastikan informasi agar berita yang saya sampaikan kepada publik benar-benar berimbang dan faktual,” tulisnya. (*)
Discussion about this post