PENA24JAM.COM, SIMALUNGUN – Gini bang, dengar dulu bang, jangan nanti melebar. Apalagi abang telepon biasa gini, saya tau tujuannya.
Demikian disampaikan, Leo Sidabutar sang ADC (Aide de Camp) atau ajudan Bupati Simalungun, H Anton Achmad Saragih ketika konfirmasi terkait perdebatannya dengan seorang wartawan media cetak dan online lokal, Zulfandi.
“Konfirmasi apalagi bang. Gini, dia plin-plan. Ketika kita tanya, dia ngaku sebagai masyarakat. Ketika kita ngomong sama masyarakat dan misalnya ada bersifat pertanyaan, dia ngaku sebagai wartawan,” jelas Leo via seluler, Sabtu (16/8/2025) sekitar jam 19.19 WIB.
Pertama, dia tidak mengakui sebagai wartawan. Setelah ditanya, Zulfandi disebut memperlihatkan Kartu Tanda Anggota (KTA). Hingga akhirnya, diketahui sebagai wartawan.
“Karena kemudian ngaku wartawan, lalu kita tanya kartu pengenalnya. Kan, setau kita kalau wartawan, ada bed-nya (pengenal). Wajar kita tanya. Karena dia mau masuk ke dalam,” ujarnya.
Dan, lagi. Itu kondisinya rumah dinas. Dia ingin konfirmasi dengan Bupati. Sementara, ada doorstop. “Nah, apakah rumah dinas termasuk area doorstop. Kan ada hak privasi,” terangnya.
Selain itu, bukan masalah kenapa tidak protokoler yang menemui. Dan, itu rumah dinas. Sedangkan, protokoler menyangkut kedinasan. “Bang, dengar dulu bang. Dia kan mau nanya, dan ngotot masuk ke dalam,” paparnya.
Kemudian, sang ajudan, Leo tak membantah atas pernyataannya saat berdebat dengan seorang wartawan, Zulfandi yang akan menelepon PWI untuk memastikan.
“Karena, pada awalnya dia sempat gak bisa memperlihatkan pengenalnya. Aku nanti bisa menelepon PWI untuk memastikan, apakah benar wartawan. Salah gak di situ bang. Beda kayak abang langsung memperkenalkan diri dari pena24jam,” ungkapnya mengulang pernyataannya.
Kan gak salah untuk memastikan kebenaran, tidak ada hal-hal lain. Lantaran dirinya ingin masuk ke dalam dan wajar bila ada yang ingin masuk ke rumah, lalu diminta kartu pengenal. “Barulah di situ dia memperlihatkan KTA-nya,” ucapnya.
Seperti diketahui, peristiwa perdebatan antara sang ajudan, Leo Sidabutar dengan seorang wartawan tersebut terjadi di depan Rumah Dinas Bupati Simalungun, Kecamatan Raya, Jumat (15/8/2025).
Teranyar, diketahui Leo Sidabutar, sang ajudan Bupati Simalungun, H Anton Achmad Saragih berasal dari Satuan Intelkam Polres Simalungun.
“BKO, diperbantukan,” kata Kasat Intelkam Polres Simalungun, Iptu Rido Valentino Pakpahan ketika dikonfirmasi melalui seluler, Sabtu (16/8/2025) sekitar jam 18.33 WIB.
Sebagai ajudan, oknum polisi masih atas dasar Sprint (Surat Perintah) Kapolres Simalungun, bukan Sprint dari Kapolda Sumatera Utara.
“Masih Sprint pak Kapolres kayaknya itu atas permintaan Bupati. Apakah sudah turun Sprint pak Kapolda, belum tau juga,” jelas mantan Kanit Reskrim Polsek Bangun ini.
Sebelumnya, Kasatpol PP Simalungun, Adnadi Girsang yang juga dikonfirmasi via seluler, Sabtu (16/8/2025) sekitar jam 14.04 WIB, membenarkan adanya personil Satpol PP yang bertugas di Rumah Dinas Bupati Simalungun,” Iya. Ada beberapa orang di situ menjaga rumah dinas,” jawabnya.
Ketika ditanya, kenapa bukan personil Satpol PP menemui masyarakat yang ingin bertemu Bupati dan wartawan?
Adnadi bilang, ada personil Satpol PP yang mendampingi dan mengetahui beritanya dari medsos.
“Saya tanya tadi sama anggota kenapa tidak dilaporkan. Anggota bilang, sebentar sajanya itu pak, makanya tidak dilapor,” jelasnya menirukan penjelasan personil Satpol PP yang mendampingi ajudan saat berdebat dengan wartawan.
Di samping itu, perdebatan antara sang ajudan dengan seorang wartawan, memicu banyaknya konfirmasi dengan Pj Sekretaris Daerah, Albert Rismawanto Saragih. “Ya, sudah banyak,” katanya ketika dikonfirmasi lewat seluler, Sabtu (16/8/2025) sekitar jam 19.42 WIB.
Kaitannya dengan ajudan, lanjut Albert, menjaga di depan karena sempat terdengar informasi ada seorang tamu membawa massa. “Jadi, seperti biasalah, itu antisipatif saja. Kita tidak ada membela siapa-siapa. Dan, hanya ingin konfirmasi. Kalau betul bawa massa, belum ada terdaftar di undangan,” jelasnya.
Menurut Albert, siang itu, Bupati memang berada di dalam rumah dinas sedang pertemuan dengan Camat Pematang Bandar, Pangulu Purwodadi dan Maujana.
“Materinya, terkait Nagori Purwodadi dan Bupati menyarankan bilamana ada perbedaan pendapat agar diselesaikan dengan baik,” tandas Albert yang juga Asisten I.
Terpisah, Zulfandi melalui pesan singkat menyampaikan, kronologi kejadian bermula ketika mendapat informasi bahwa warga Nagori Purwodadi datang ke Rumah Dinas Bupati Simalungun untuk mendampingi pangulunya yang diundang Bupati dan Sekda.
“Setelah mewawancarai warga untuk mendapatkan perimbangan berita, saya mencoba mendekat ke pos penjagaan untuk melakukan konfirmasi,” paparnya.
Namun, saat itulah ajudan Bupati bernama Leo justru menghadang saya. Dengan sikap arogan, ia tidak bisa diajak berdialog, bahkan melontarkan pertanyaan yang tidak relevan dengan tugas jurnalistik saya. “Padahal, tujuan saya hanya ingin memastikan informasi agar berita yang saya sampaikan kepada publik benar-benar berimbang dan faktual,” tulisnya. (*)

Discussion about this post